Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Tari Pontanu
|
Tari Pontanu Sulawesi Tengah |
Tari Pontanu adalah
tari tradisional
Sulawesi Tengah yang menggambarkan kegiatan para penenun di daerah
Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para
penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para
wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas
dari daerah Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara
seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata
Tari Pontanu dari Sulawesi Selatan ini biasanya dimainkan oleh 4 orang
penari wanita atau lebih. Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya
diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah
pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak
akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang
dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung
tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera.
Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik yang dimainkan dengan menggunakan
alat musik tradisional Sulawesi Tengah
seperti Ngongi dan Ganda. Ngongi sendiri merupakan jenis alat musik
seperti Gong, sedangkan Ganda merupakan jenis alat musik seperti
Gendang. Untuk irama yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan gerakan
para penari sehingga terlihat selaras.
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya merupakan
busana adat.
Pada busana atasan biasanya menggunakan baju longgar tanpa lengan yang
disebut dengan Baju Nggembe. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan
sarung khas Donggala yang disebut dengan Buya Sabe. Untuk aksesoris
penari biasanya menggunakan Dali Taroe (anting), Polosu Unte (tusuk
konde), dan Ponto (gelang). Selain itu, penari juga mengenakan sarung
tambahan yang dilipat-lipat dan diselipkan pada bagian pinggang. Sarung
ini nantinya digunakan untuk menari di bagian akhir tarian.
Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Tari Pamonte
Tari Pamonte adalah tari tradisional yang mengangkat kegiatan
suku Kaili di Sulawesi Tengah saat musim panen padi. mereka memetik dan
menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen disebut dengan
adat vunja
yaitu tradisi masyarakat dalam mensyukuri keberhasilan panen. Dalam
tarian ini terlihat jelas proses pengolahan padi menjadi beras. Mulai
dari memetik, menumbuk, menapis. Gerak tari pamonte mengikuti syair lagu
yang dinyanyikan.
Dalam pertunjukannya, Tari Pamonte ditarikan oleh para penari wanita.
Jumlah penari Tari Pamonte ini biasanya terdiri dari 10 orang penari dan
seorang Penghulu yang disebut dengan
Tadulako. Seorang Tadulako
dalam tarian ini berperan sebagai pemimpin tari dan memberikan aba-aba
kepada para panari lainnya. Dengan mengenakan busana yang khas layaknya
para petani, penari menari dengan gerakannya yang khas mengikuti alunan
musik pengiring.
Gerakan dalam tarian ini dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para
petani saat masa panen padi, seperti menuai padi, menumbuk padi, menapis
dan lain-lain. Gambaran aktivitas petani tersebut dikemas dalam suatu
gerak tari yang khas dengan menggunakan caping atau toru sebagai alat
yang digunakan untuk menari.
Dalam pertunjukan Tari Pamonte biasanya diiringi oleh
alat musik tradisional
seperti Ngongi, Ganda dan alat musik tradisional Sulawesi Tengah
lainnya. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan nyanyian syair adat
yang dinyanyikan oleh pengiring vokal. Gerakan para penari, biasanya
juga mengikuti syair yang dibawakan agar terlihat lebih padu. Namun
seiring perkembangan teknologi, dan dengan alasan kepraktisan, tari
pamonte ada juga yang diiringi dengan musik dari kaset.
Dalam pertunjukan Tari Pamonte, penari menggunakan kostum layaknya para
petani dan dipadukan dengan gaya tradisional Sulawesi Tengah. Para
penari pamonte biasanya memakai
baju kebaya
pada bagian atas. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain sarung
donggala. Baju kebaya dan sarung tersebut biasanya memiliki motif dan
warna khas Sulawesi Tengah. Sedangkan pada bagian kepala biasanya
menggunakan kerudung dan memakai caping (toru).
|
Tari Pamonte Sulawesi Tengah |
3. Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Tari Dero
Tari Dero atau
Madero adalah tarian yang berasal dari
Suku
Pamona yang berada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.Tarian ini
tergolong tarian pergaulan yang ditarikan secara masal oleh semua
kalangan masyarakat, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda bisa
melakukan tarian ini. Tari Dero ini merupakan salah satu tradisi lama
masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan hingga sekarang dan
sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat, pesta adat,
penyambutan, dan berbagai acara yang bersifat hiburan dan budaya
lainnya.Bahkan dalam pertunjukan Tari Dero, biasanya para penonton pun
diajak berpartisipasi untuk ikut menari bersama. Mereka berkumpul
menjadi satu dan menari dengan diiringi musik pengiring serta nyanyian
syair atau pantun. Karena dilakukan dalam jumlah yang banyak, biasanya
Tari Dero ini dilakukan di tempat yang luas.
Dalam pertunjukan Tari Dero, pada awalnya para penari dibagi menjadi dua
kelompok. Kemudian mereka menuju arena sambil menari dari arah yang
berbeda dan bertemu menjadi satu barisan yang panjang. Setelah menjadi
satu barisan kemudian mereka menghadap ke satu arah dan menari bersama.
Setelah itu kemudian sambil menari mereka membuat formasi melingkar dan
menari dengan saling berpegangan tangan.
Gerakan Tari Dero ini cukup sederhana, gerakan tarian ini didominasi
dengan gerakan mengayunkan tangan ke depan dan gerakan kaki ke kiri dan
ke kanan mengikuti irama. Untuk gerakan kaki ke kanan biasanya dilakukan
dengan satu kali, sedangkan gerakan kaki ke kiri biasanya dilakukan dua
kali. Sehingga formasi penari akan bergerak searah dengan jarum jam.
0 komentar:
Posting Komentar